Meskipun tidak diragukan bahwa angka kejahatan yang tercatat dalam sistem Uniform Crime Reporting (UCR) telah menurun sejak tahun 1990-an, tetap diakui bahwa statistik resmi selama ini cenderung meremehkan jumlah sebenarnya dari sebagian besar tindak kriminal. Jumlah keseluruhan kejahatan yang tidak terdeteksi atau tidak diketahui oleh aparat penegak hukum, yang dikenal sebagai “dark figure of crime” atau angka gelap kejahatan, sangat sulit untuk diperkirakan.
Selain itu, data resmi seperti yang dikumpulkan melalui program UCR sering kali dikritik karena adanya kesalahan dan kelalaian, sehingga datanya bisa menyesatkan. Salah satu masalah yang paling sering disebutkan adalah aturan hierarki (hierarchy rule), yang menyatakan bahwa jika beberapa kejahatan terjadi dalam satu rangkaian peristiwa, hanya kejahatan yang paling serius saja yang dicatat dalam data UCR. Sebagai contoh, jika seseorang membobol apartemen Anda, mencuri uang, menendang kucing peliharaan Anda, membunuh teman sekamar Anda, lalu melarikan diri menggunakan mobil Anda, hanya tindakan pembunuhan yang akan tercatat dalam UCR.
Pengecualian terhadap aturan hierarki ini adalah pembakaran (arson), yang selalu dilaporkan, bahkan jika disertai kejahatan kekerasan seperti pembunuhan.
Pusat kompilasi data UCR juga sangat bergantung pada akurasi dan kepatuhan dari lembaga penegak hukum di tingkat lokal dan negara bagian dalam melaporkan statistik kejahatan. Ketika definisi kejahatan berubah seperti pada definisi pemerkosaan yang telah diperluas akan muncul kebingungan sementara dalam proses pelaporan. Sebagai respons atas hal ini, UCR terbaru sering kali membedakan antara laporan pemerkosaan berdasarkan definisi lama (“legacy definition”) dan definisi baru (Federal Bureau of Investigation, 2014a).
Selain itu, data UCR tidak dapat merekam keputusan awal aparat penegak hukum yang bersifat diskresioner, seperti keputusan untuk tidak menganggap suatu laporan masyarakat sebagai kejahatan yang “ditemukan” atau keputusan untuk tidak melakukan penangkapan terhadap pelaku.
Kategori utama kejahatan dalam UCR juga lebih menekankan pada kejahatan jalanan (street crime) dan mengabaikan kejahatan kerah putih (white-collar crime) yang juga sangat serius. Kejahatan kerah putih mencakup berbagai pelanggaran, seperti kejahatan korporasi, politik, dan profesi. Kejahatan-kejahatan ini sering kali merupakan pelanggaran hukum federal, sehingga tidak tercantum dalam data UCR.
Terakhir, banyak kejahatan yang termasuk dalam kategori umum kejahatan siber (cybercrime) atau kejahatan yang difasilitasi oleh internet juga tidak muncul dalam UCR. Hal ini terutama disebabkan karena jenis kejahatan ini biasanya merupakan pelanggaran hukum federal, dan juga karena tidak terdeteksi oleh aparat penegak hukum.