Anda pergi ke dokter dan menjelaskan gejala-gejala yang mengganggu Anda. Setelah memeriksa Anda dan mungkin menemukan beberapa gejala yang sebelumnya tidak Anda sadari dokter menyebutkan suatu penyakit, menuliskan resep, memberitahu Anda berapa hari kira-kira obat tersebut akan mulai bekerja, dan meminta Anda untuk menelepon jika sampai waktu tersebut belum ada perubahan. Apakah dokter benar-benar tahu secara pasti bahwa Anda memang menderita penyakit itu? Kemungkinan besar tidak.
Donald Schön, yang telah wafat, adalah peneliti terkemuka dalam bidang bagaimana para profesional berpikir. Di antara banyak hal, ia pernah meminta para dokter memperkirakan proporsi pasien mereka yang menghadapi masalah yang “tidak ada di buku”, dalam arti bahwa dokter harus “berimprovisasi dan bereksperimen langsung di tempat” untuk mencari tahu pengobatan apa yang akan berhasil. Perkiraan yang ia terima berkisar antara 30% hingga 80%, dan ia mengatakan bahwa estimasi 80% datang dari “seseorang yang saya anggap sebagai dokter yang sangat baik.”
Hal ini merupakan contoh khas dari permasalahan yang dihadapi oleh seorang profesional dalam bidang apa pun, apakah itu kedokteran, arsitektur, atau hukum. Bagi orang awam, tampaknya ciri khas seorang profesional adalah pengetahuan khusus yang tidak dimiliki orang lain hampir seperti buku sihir rahasia milik seorang penyihir. Memang, para profesional memiliki pengetahuan khusus. Namun dalam praktik profesional, sangat sedikit jika ada jawaban yang dapat diikuti seperti resep masakan. Sebaliknya, hal yang benar-benar membedakan seorang profesional adalah cara berpikir yang memungkinkannya menyelesaikan masalah bahkan ketika situasinya diselimuti kabut ketidakpastian, keunikan, dan konflik.
Orang-orang yang belum pernah mempraktikkan hukum cenderung meremehkan tingkat ketidakpastian yang melekat pada hampir setiap permasalahan yang diserahkan kepada seorang pengacara untuk diselesaikan. Hukum mungkin tidak jelas. Fakta-fakta mungkin sulit dipastikan. Dan dalam banyak kasus, sulit untuk memprediksi secara tepat bagaimana hakim, juri, pejabat administratif, lawan, atau pihak yang berseberangan akan bereaksi terhadap bukti dan argumen. Namun semua itu bukan alasan bagi pengacara untuk berkata, “Kita coba saja dulu yang tampaknya baik dan berharap hasilnya bagus.” Profesionalisme berarti, antara lain, menemukan solusi yang tersembunyi di balik semua ketidakpastian dan konflik tersebut.
Schön menggunakan istilah reflection-in-action (refleksi dalam tindakan) untuk menggambarkan proses di mana para profesional membongkar dan memecahkan masalah. Ini bukan jenis refleksi abstrak dan akademik seperti ketika Anda menulis makalah selama kuliah. Sebaliknya, ini adalah dialog hening antara sang profesional dan masalah yang harus dipecahkan. Dalam dialog ini, profesional menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mempelajari apa yang belum diketahui, melalui eksperimen atau bentuk penyelidikan lainnya, hingga ditemukan sebuah solusi.
(Ingatlah dokter yang sebenarnya tidak tahu pasti apa yang membuat Anda merasa sakit. Jika obat yang diresepkan berhasil, berarti masalah telah terselesaikan. Jika tidak, dokter akan mencoba sesuatu yang lain.)
Seorang profesional reflektif adalah orang yang mampu merefleksikan sambil bertindak. Untuk melakukannya dengan baik, dibutuhkan “kemampuan untuk berpikir tentang apa yang sedang kita lakukan saat kita melakukannya, untuk mengarahkan kembali pemikiran kita terhadap diri sendiri dalam situasi yang mengejutkan.”
Kita perlu memeriksa tindakan kita sendiri secara kritis. Profesional yang efektif tidak pernah berhenti melakukan hal ini, tidak peduli seberapa berpengalaman mereka.
Seperti yang ditulis oleh Paul Brest, “pengacara yang baik membawa lebih dari sekadar pengetahuan hukum dan keterampilan hukum dalam menyelesaikan suatu masalah. Mereka membawa kreativitas, akal sehat, kebijaksanaan praktis, dan atribut yang paling berharga: penilaian yang baik.”
Pengacara yang baik juga memiliki beberapa karakteristik yang dijelaskan dalam §2.2, seperti kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap asumsi-asumsi.