Adalah Mencari Cara Agar Klien Dapat Mengendalikan Suatu Situasi
Sering kali, ketika pengacara mulai dilibatkan, situasinya sudah berada di luar kendali. Contoh yang jelas adalah ketika klien sedang menghadapi konflik dengan pihak lain. Bagi individu atau pelaku usaha kecil, sangat menakutkan menghadapi keadaan yang begitu tak terkendali sampai-sampai harus melibatkan pengacara. Bagi perusahaan besar, hal semacam ini mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Namun bagi karyawannya, situasi tersebut bisa sangat mengancam karier mereka.
Di sisi lain, ada pula situasi yang sedang berjalan dengan baik, dan klien ingin memastikan keadaan tersebut tetap stabil di masa depan. Misalnya: klien ingin menyusun rencana warisan agar harta bendanya dibagikan kepada ahli waris sesuai dengan kehendaknya; atau klien telah menyetujui suatu transaksi bisnis dan ingin menuangkannya dalam kontrak tertulis yang memberikan perlindungan terbaik bagi dirinya; atau klien adalah sebuah perusahaan yang ingin mencari cara paling efisien untuk mematuhi peraturan dari Badan Perlindungan Lingkungan.
Dalam semua contoh ini, yang diharapkan klien dari pengacaranya adalah suatu cara untuk mendapatkan kembali kendali atas situasi—sejauh mungkin. Untuk mencapai itu, dibutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan tentang undang-undang dan yurisprudensi. Seorang pengacara juga harus mampu merencanakan ke depan, tidak mudah dikalahkan oleh keadaan, mampu mengambil keputusan di bawah tekanan, tetap berpikir jernih saat berada dalam situasi sulit, dan memiliki keterampilan pemecahan masalah seperti yang dijelaskan dalam Bab 4.